Bokep kemaluan Bibi eco

"Cepatss.. Anto," desau Bibi Rina sembari tangannya memfokuskan penisku ke vaginanya. "Asshhss..," meratap Bibi Rina jauh merasakan penisku meluncur licin dekati merambah rahimnya. Bibi Rina meratap tiap kali saya menyodokkan penisnya. Gesekan untuk gesekan, sodokan untuk sodokan betul membuatku terbius beserta makin menikmati "perkosaan" ini, saya tak hirau lagi orang ini sahaja yaitu Tanteku sorangan. Kuminta Bibi Rina buat menjilati kemaluan Bibi Endang yang congkong diatas mulutnya.

"Ushhss.. Risi dik," desing Bibi Endang tiap kali lidah Bibi Rina mengikuti vaginanya. Sementara saya sembari menyetubuhi Bibi Rina tanganku memijit-mijit kedua payudara Bibi Endang. Menginjak-tiba Bibi Rina mengangkat pinggulnya sembari meratap jauh muncul dari mulutnya. "Ahhss.. Anto Bibi muncul.. "
"Telah muncul benar Bibi Rina, kini gilran Bu Endang benar," kataku sembari memukau Bibi Endang buat naik kepangkuanku.

Bibi Endang cuma berserah saja menampung perlakuannya. Kuarahkan penisku ke kemaluan Bibi Endang Terus Aaahh.. desau Bibi Endang merasakan bolongan vaginanya dimasuki penisku sembari pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati gegaran Bibi Endang sembari 'menyesap' kedua payudaranya yang cermatnya di depan wajahku, payudaranya kukulum beserta kugigit rendah.
"Teruss.. Bibi, kemaluan Bibi eco..," rintihku sembari kemudian dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.
"Zakar kalian pula sshh.." meratap Bibi Endang sembari mengadakan aksi pinggulnya yang memasang sehingga penisku kerasa semacam dipijat-pijat.
"Kelak Bibi, seandainya Bibi pulang instansi," kataku sembari memohon Bibi Endang buat menunggik.

Kusetubuhi Bibi Endang dari belakang, sembari tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk raganya. Wajib kuakui betul azamat perempuan sebaya Bibi Endang menyandang kemaluan lebih eco dari Bibi Rina yang berumur lebih belia. Telah lebih dari sinting jam saya menggarap Bibi Endang, yang kian acap kali merintih tak pasti merasakan penisku mencocok-cocok vaginanya beserta tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang imbas hentakan penisku di vaginanya.
"Ssshh.. Anto, Bibi kepingin muncul.." meratap Bibi Endang.
"Sabarr.. Bibi, sama-sama," kataku sembari kemudian memainkan pinggulku maju-mundur.
"Aaahh ss.., Bibi Endang muncul..," melenguh jauh.
"Aku belum, Bibi," kataku mengesalkan.
"Pake susu Bibi saja benar," jawab Bibi Endang congkong didepanku sembari menjepitkan penisku yang ssudah cerdik mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, berlanjut dikocoknya.
"Menerus, Bibi eco ss..," rintihku.

Memandang masalah itu Bibi Rina engah sembari membuka mulutnya beserta menyisipkan penisku ke mulutnya sembari dihisap-hisap. Tiada lambat seusai mereka memainkan penisku, melontarkan maninya menyempot sama keracak menyemburi muka beserta dada Bibi Endang beserta Bibi Rina.
"Peroleh kasih benar Bibi," jawabku sembari meremas payudara mereka per.