Bokepdo sekali hari ini buah hati
Di tiang-tiang bale bengong ini tampak coretan tangan-tangan jail yang umumnya yaitu anak kampus yang lampaunya memakai daerah itu buat indehoy bersama-sama bersama pasangannya tiap-tiap. Namun kelihatannya Ningrum belum tahu bersama suasana daerah itu lalu maih dingin adem saja.
“Disini yah Fir?” tanyanya lagi terhadap kekasihnya lalu Ucapan mengangguk berlanjut membujuk Ningrum buat menuju kesebuah bale bengong lalu menyisir bangku dari emas biru yang kotor tentu daun-daunan itu sehingga mereka bisa bersandar disana.
“Anda jambu sekali hari ini buah hati.” Percakapan manis itu meluncur seperti itu saja dari mulut Ucapan yang sedetik selanjutnya beliau merangkul Ningrum lalu memangkunya dipahanya. Sementara Ningrum tiada bergerak buat membiarkan rangkulan Ucapan dari belakang lamun dalam perasaan beliau malu namun beliau pula ingin.
“Kamu ingin apa Streaming Bokepdo di Tirai TV sih pada hakikatnya kemari? Enggak terdapat apa-apa disini buah hati.” Kata Ningrum mengusik kebuntuan percakapan antara mereka empat mata.
Ucapan yang senang mengusap-usap rambut inong jambu ini selanjutnya menjawabnya, “Saya khan kepingin empat mata saja denganmu, lagipula esok bila anda menyudahi buat kuliah, saya khan telah sukar buat berpapasan denganmu lagi akibat ayahku tiada menyandang dana buat mengantarkan saya kejenjang mahasiswa.
“Disini yah Fir?” tanyanya lagi terhadap kekasihnya lalu Ucapan mengangguk berlanjut membujuk Ningrum buat menuju kesebuah bale bengong lalu menyisir bangku dari emas biru yang kotor tentu daun-daunan itu sehingga mereka bisa bersandar disana.
“Anda jambu sekali hari ini buah hati.” Percakapan manis itu meluncur seperti itu saja dari mulut Ucapan yang sedetik selanjutnya beliau merangkul Ningrum lalu memangkunya dipahanya. Sementara Ningrum tiada bergerak buat membiarkan rangkulan Ucapan dari belakang lamun dalam perasaan beliau malu namun beliau pula ingin.
“Kamu ingin apa Streaming Bokepdo di Tirai TV sih pada hakikatnya kemari? Enggak terdapat apa-apa disini buah hati.” Kata Ningrum mengusik kebuntuan percakapan antara mereka empat mata.
Ucapan yang senang mengusap-usap rambut inong jambu ini selanjutnya menjawabnya, “Saya khan kepingin empat mata saja denganmu, lagipula esok bila anda menyudahi buat kuliah, saya khan telah sukar buat berpapasan denganmu lagi akibat ayahku tiada menyandang dana buat mengantarkan saya kejenjang mahasiswa.